KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat-Nya sehingga penulis
dapah menyeselaikan penyusunan makalah ini yang berjudul ‘‘Metodologi Penelitian Pengumpulan Data’’. Dalam penyusunan
makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan
bantuan dari berbagai pihak, tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalh ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari
Tuhan YME.
Dalam
penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan oleh
penulis demi menyempurnakan pembuatan makalah ini. Penulis mengharapkan
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua, terutama bagi penulis sendiri.
Semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga bermanfaat bagi kita semua.
Padang
, Maret
2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu kata
yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat
penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi,
dan lain-lain. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan teknik
tergantung dari masalah yang dihadapi atau yang diteliti.
Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan
penggunaan metode dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan
reliabilitasnya. Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses
atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai
fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup
penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui
pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif.
B. Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud teknik pengumpulan data?
- Bagaimana teknik pengumpulan data kuantitatif?
- Bagaimana teknik pengumpulan data kualitatif?
C. Tujuan Pembahasan
- Sebagai sarat pemenuhan tugas terstruktur Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan.
- Sebagai bahan pemahaman untuk melakukan penyusunan sekripsi di akhir kuliah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu
kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat
penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi,
dan lain-lain. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan teknik
tergantung dari masalah yang dihadapi atau yang diteliti.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
proses penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Teknik pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data
mana yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan
reliable.
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil
penelitian yaitu, kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data.
Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas
instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara
yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu instrumen yang telah
teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang
valid atau reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat
dalam pengumpulan datanya. Untuk mengetahui bagaimana teknik pengumpulan data
kuantitatif dan kualitatif maka akan diuraikan pada pembahasan selanjutnya.
Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap
yang sangat menentukan terhadap proses dan hasil penelitian yang akan
dilaksanakan tersebut. Kesalahan dalam melaksanakan pengumpulan data dalam satu
penelitian, akan berakibat langsung terhadap proses dan hasil suatu penelitian.
Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan
penggunaan metode dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan
reliabilitasnya. Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses
atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai
fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup
penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui
pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dengan kondisi tersebut,
pengertian pengumpulan data diartikan juga sebagai proses yang menggambarkan
proses pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif dan
penelitian kualitatif.
Pengumpulan data, dapat dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti
dalam upaya mengumpulkan sejumlah data lapangan yang diperlukan untuk menjawab
pertanyaan penelitian (untuk penelitian kualitatif), atau menguji hipotesis
(untuk penelitian kuantitatif).
Dan data yang dikumpulkan dalam penelitian digunakan untuk menguji
hipotesis atau menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan, karena data yang
diperoleh akan dijadikan landasan dalam mengambil kesimpulan, data yang
dikumpulkan haruslah data yang benar. Agar data yang dikumpulkan baik dan
benar, instrument pengumpulan datanya pun harus baik.
Teknik pengumpulan data sangat ditentukan oleh metodologi
penelitian, apakah kuantitatif atau kualitatif. Dalam penelitian kualitatif
dikenal teknik pengumpulan data: observasi, focus group discussion (FGD),
wawancara mendalam (indent interview), dan studi kasus (case study).
Sedangkan dalam penelitian kuantitatif dikenal teknik pengumpulan data: angket (questionnaire),
wawancara, dan dokumentasi.
Jenis-jenis Pengumpulan Data:
1. Jenis Data Menurut Cara Memperolehnya
Data Primer adalah secara langsung diambil dari objek
penelitian oleh peneliti baik perorangan maupun organisasi. Contoh:
Mewawancarai langsung penonton bioskop 21 untuk meneliti preferensi konsumen bioskop.
Data Sekunder adalah data yang didapat tidak secara
langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang
dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara
komersial maupun non komersial. Contohnya adalah pada peneliti yang menggunakan
data statistik hasil riset dari surat kabar atau majalah.
2. Berdasarkan sumbernya
Data Internal adalah data yang menggambarkan situasi dan
kondisi pada suatu organisasi secara internal. Misalnya: data keuangan, data
pegawai, data produksi.
Data Eksternal adalah data yang menggambarkan situasi
serta kondisi yang ada di luar organisasi. Contohnya adalah data jumlah
penggunaan suatu produk pada konsumen, tingkat preferensi pelanggan, persebaran
penduduk, dan lain sebagainya.
3. Klasifikasi Data Berdasarkan Jenis
Datanya
Data Kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk
angka-angka. Misalnya adalah jumlah pembeli saat hari raya idul adha, tinggi
badan siswa kelas 3 ips 2, dan lain-lain.
Data Kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk
kata-kata yang mengandung makna. Contohnya seperti persepsi konsumen terhadap
botol air minum dalam kemasan, anggapan para ahli terhadap psikopat dan
lain-lain.
4. Pembagian Jenis Data Berdasarkan
Sifat Data
Data Diskrit adalah data yang nilainya adalah bilangan
asli. Contohnya adalah berat badan ibu-ibu PKK Sumber Ayu, nilai rupiah dari
waktu ke waktu, dan lain-sebagainya.
Data Kontinyu adalah data yang nilainya ada pada suatu
interval tertentu atau berada pada nilai yang satu ke nilai yang lainnya.
Contohnya penggunaan kata sekitar, kurang lebih, kira-kira, dan sebagainya.
Dinas pertanian daerah mengimpor bahan baku pabrik pupuk kurang lebih 850 ton.
5. Jenis-jenis Data Menurut Waktu
Pengumpulannya
Data Cross Sectio adalah data yang menunjukkan titik waktu
tertentu. Contohnya laporan keuangan per 31 desember 2006, data pelanggan PT.
angin ribut bulan mei 2004, dan lain sebagainya.
Data Time Series / Berkala adalah data yang datanya menggambarkan
sesuatu dari waktu ke waktu atau periode secara historis. Contoh data time
series adalah data perkembangan nilai tukar dollar amerika terhadap euro eropa
dari tahun 2004 sampai 2006, jumlah pengikut jamaah nurdin m. top dan doktor
azahari dari bulan ke bulan.
B. TEKNIK PENGUMPULAN
DATA KUALITATIF
Metode penelitian kualitatif ini sering disebut
metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang
alamiah (natural setting) karena data
yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Metode penelitian
kualitatif ini berisi tentang bahan prosedur dan strategi yang digunakan dalam
riset, serta keputusan- keputusan yang dibuat tentang desain riset.
Menurut Sutopo (2006: 9), metode pengumpulan data dalam penelitian
kualitatif secara umum dikelompokkan ke dalam dua jenis cara, yaitu teknik yang
bersifat interaktif dan non-interaktif. Metode interaktif meliputi interview
dan observasi berperanserta, sedangkan metode noninteraktif meliputi observasi
takberperanserta, tehnik kuesioner, mencatat dokumen, dan partisipasi tidak berperan.
Sedangkan Sugiyono (2008: 63) ada empat
macam tehnik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan
gabungan /triangulasi.
1.
Teknik
Wawancara
Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap
informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara
mendalam (in-depth interview) adalah
proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab
sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang
diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam
kehidupan social yang relatif lama (Sutopo 2006: 72).
Interview adalah usaha mengumpulkan
informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk-dijawab
secara lisan pula. Ciri utama dari interview adalah kontak langsung dengan
tatap muka (face to face relation
ship) antara si pencari informasi (interviewer atau informan hunter) dengan
sumber informasi (interviewee) (Sutopo 2006: 74).
Jenis interview meliputi interview
bebas, interview terpimpin, dan interview bebas terpimpin (Sugiyono, 2008:
233). Interview bebas, yaitu pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga
mengingat akan data apa yang dikumpulan. Interview terpimpin, yaitu interview
yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan
terperinci. Interview bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara interview bebas
dan interview terpimpin.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat
mewawancarai responden adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas
pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan nonverbal. Dalam mencari informasi,
peneliti melakukan dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara yang
dilakukan dengan subjek atau responden) dan aloanamnesa (wawancara dengan
keluarga responden) (Sugiyono, 2008: 227). Beberapa tips saat melakukan
wawancara adalah mulai dengan pertanyaan mudah, mulai dengan informasi fakta,
hindari pertanyaan multiple, jangan menanyakan pertanyaan pribadi sebelum
building raport, ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan positif,
dan kontrol emosi negatif.
2.
Teknik Observasi
Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses peneliti
dalam melihat situasi penelitian. Teknik ini sangat relevan digunakan dalam
penelitian kelas yang meliputi pengamatan kondisi interaksi pembelajaran,
tingkah laku anak dan interaksi anak dan kelompoknya. Pengamatan dapat
dilakukan secara bebas dan terstruktur. Alat yang bisa digunakan dalam
pengamatan adalah lembar pengamatan, ceklist, catatan kejadian dan lain-lain.
Beberapa informasi yang diperoleh
dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan,
kejadian atau peristiwa, waktu, perasan. Alasan peneliti melakukan observasi
adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk
menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk
evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik
terhadap pengukuran tersebut.
Pembagian teknik observasi, sebagai
berikut:
a. Observasi
partisipatif
Metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan
dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden.
b.
Observasi terus terang atau tersamar
Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan
pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia akan
melakukan penelitian, sehingga mereka yang diteliti mengetahui sejak awal
sampai akhir tentang aktivitas si peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti
juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk
menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih
dirahasiakan. Kemungkinan kalau si peneliti menyatakan terus terang maka
peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan penenlitian.
c. Observasi tak
berstruktur
Observasi yang dilakukan tanpa
menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau pengamat harus
mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek.
Manfaat dari observasi ini aantara lain
peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi
sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh,
dengan observasi akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan
peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep
atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif ini membuka kemungkinan penemuan
atau discovery
3.
Focus Group Discussion
Focus Group Discussion (FGD) adalah
teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif
dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok.
Teknik ini digunakan untuk mengungkap permaknaan dari suatu kelompok
berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD
juga dimaksudkan untuk menghindari permaknaan yang salah dari seorang peneliti
terhadap focus masalah yang sedang diteliti (Sutopo, 2006: 73).
FGD adalah kelompok diskusi bukan wawancara atau obrolan.
Ciri khas metode FGD yang tidak dimiliki oleh metode riset kualitatif lainnya
(wawancara mendalam atau observasi) adalah interaksi. Tanpa sebuah FGD
berubah wujud menjadi kelompok wawancara terfokus (FGI-Focus Group Interview). Hal ini terjadi apabila moderator cenderung
selalu menkonfirmasi setiap topik satu per satu kepada seluruh peserta FGD.
Semua peserta FGD secara bergilir diminta responnya untuk setiap topik,
sehingga tidak terjadi dinamika kelompok. Komunikasi hanya berlangsung
antara moderator dengan informan A, informan A ke moderator, lalu moderator ke
informan B, informan B ke moderator, dst. Kondisi idealnya, informan A merespon
topik yang dilemparkan moderator, disambar oleh informan B, disanggah oleh
informan C, diklarifikasi oleh informan A, didukung oleh informan D, disanggah
oleh informan E, dan akhirnya ditengahi oleh moderator kembali. Diskusi seperti
itu sangat interaktif, hidup, dinamis.
4.
Teknik Kuesioner
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan
data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan
responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi
sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden
(Sutopo, 2006: 82). Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau
respon sesuai dengan persepsinya.
Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya, dimana peneliti tidak langsung
bertanya jawab dengan responden (Sutopo, 2006: 87). Karena angket dijawab atau
diisi oleh responden dan peneliti tidak selalu bertemu langsung dengan
responden, maka dalam menyusun angket perlu diperhatikan beberapa hal. Pertama,
sebelum butir-butir pertanyaan atau peryataan ada pengantar atau petunjuk
pengisian. Kedua, butir-butir pertanyaan dirumuskan secara jelas menggunakan
kata-kata yang lazim digunakan (popular), kalimat tidak terlalu panjang. Dan
ketiga, untuk setiap pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur
disesuaikan kolom untuk menuliskan jawaban atau respon dari responden
secukupnya.
5.
Teknik Dokumen
Kata dokumen berasal dari bahasa latin yaitu docere, yang berati mengajar. Pengertian dari kata dokumen menurut Louis Gottschalk
(1986: 38) seringkali digunakan para ahli dalam dua pengertian, yaitu pertama, berarti sumber tertulis
bagi informasi sejarah sebagai kebalikan daripada kesaksian lisan, artefak,
peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilasan-petilasan arkeologis.
Pengertian kedua, diperuntukan bagi
surat-surat resmi dan surat-surat negara seperti surat perjanjian,
undang-undang, hibah, konsesi, dan lainnya. Lebih lanjut, Gottschalk menyatakan
bahwa dokumen (dokumentasi) dalam pengertianya yang lebih luas berupa setiap
proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu yang
berupa tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.
G.J. Renier, sejarawan terkemuka dari University college Lodon, (1997; 104 ) menjelaskan istilah dokumen
dalam tiga pengertian, pertama dalam
arti luas, yaitu yang meliputi semua sumber, baik sumber tertulis maupun lisan;
kedua dalam arti sempit, yaitu
yang meliputi semua sumber tertulis saja; ketiga
dalam arti spesifik, yaitu hanya yang meliputi surat-surat resmi dan
surat-surat Negara, seperti surat perjanjian, undang-undang konsesi, hibah dan
sebagainya.
Dari berbagai pengertian diatas, maka dapat ditarik benang
merahnya bahwa dokumen merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi
penelitian, baik berupa sumber tertulis, film, gambar (foto), dan
karya-karya monumental, yang semua itu menberikan informasi bagi proses
penelitian.
Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari
sumber manusia atau human resources, melalui
observasi dan wawancara. Akan tetapi ada pula sumber bukan manusia, non human resources, diantaranya
dokumen, foto dan bahan statistik. Studi dokumen yang dilakukan oleh para
peneliti kualitatif, posisinya dapat dipandang sebagai “nara sumber” yang dapat
menjawab pertanyaan; “Apa tujuan dokumen itu ditulis?; Apa latar belakangnya?;
Apa yang dapat dikatakan dokumen itu kepada peneliti?; Dalam keadaan apa
dokumen itu ditulis?; Untuk siapa?; dan sebagainya.(Nasution, 2003; 86).
Menurut Sugiyono (2008; 83) studi dokumen merupakan
pelengkap dari penggunaan metode obsevasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif ini akan semakin
tinggi jika melibatkan / menggunakan studi dokumen ini dalam metode penelitian
kualitatifnya hal senada diungkapkan Bogdan (seperti dikutip Sugiyono) “ in most tradition of qualitative research,
the phrase personal document is used broadly lo refer to any first person
narrative produce by an individual which describes his or her own actions,
experience, and beliefs”.
Ada beberapa keuntungan dari penggunaan studi dokumen dalam
penelitian kualitatif, seperti yang dikemukakan Nasution (2003; 85); a) Bahan
dokumenter itu telah ada, telah tersedia, dan siap pakai; b) penggunaan bahan ini
tidak meminta biaya, hanya memerlukan waktu untuk mempelajarinya; c) banyak
yang dapat ditimba pengetahuan dari bahan itu bila dianalisis dengan cermat,
yang berguna bagi penelitian yang dijalankan; d) dapat memberikan latar
belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian; e) dapat dijadikan bahan
triangulasi untuk mengecek kesesuaian data; dan f) merupakan bahan utama dalam
penelitian historis.
6.
Teknik Triangulasi
Triangulasi merupakan cara pemeriksaan keabsahan data yang
paling umum digunakan. Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan sesuatu yang lain
diluar data untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam
kaitan ini Patton (dalam Sutopo, 2006: 92) menjelaskan teknik triangulasi yang
dapat digunakan. Teknik triangulasi yang dapat digunakan menurut Patton
meliputi: a) triangulasi data; b) triangulasi peneliti; c) triangulasi
metodologis; d) triangulasi teoretis. Pada dasarnya triangulasi merupakan
teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multi perspektif.
Artinya, guna menarik suatu kesimpulan yang mantap diperlukan berbagai sudut
pandang berbeda.
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai
teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan
pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data
sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan
berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.
Triangulasi
Data
Teknik triangulasi data dapat
disebut juga triangulasi sumber. Cara ini mengarahkan peneliti agar di dalam
mengumpulkan data, ia berusaha menggunakan berbagai sumber yang ada. Teknik triangulasi
model ini dapat digambarkan sebagai berikut:
a.
Triangulasi Peneliti
Triangulasi peneliti adalah hasil
penelitian baik yang berupa data maupun kesimpulan mengenai bagian tertentu
atau keseluruhannya dapat diuji oleh peneliti lain (Sutopo, 2006: 93).
Triangulasi peneliti dapat dilakukan dengan menyelenggarakan diskusi atau
melibatkan beberapa peneliti yang memiliki pengetahuan yang mencukupi.
b. Triangulasi Metodologis
Teknik triangulasi metode digunakan
dengan cara mengumpulkan data sejenis tetapi menggunakan metode yang berbeda
(Patton dalam Sutopo, 2006: 93).
c. Triangulasi Teoretis
Triangulasi
jenis ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif lebih dari satu
teori dalam membahas permasalahan yang dikaji (Patton dalam Sutopo, 2006: 98).
Oleh karena itu, dalam melakukan jenis triangulasi ini, peneliti harus memahami
teori-teori yang digunakan dan keterkaitannya dengan permasalahan yang diteliti
sehinngga mampu menghasilkan simpulan yang mantap.
B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA KUANTITATIF
Pengumpulan data dapat dilakukan
dalam berbagai setting dan berbagai sumber dan berbagai cara. Bila
dilihat dari settingnya data dapat dikumpulkan pada setting
alamiah (natural seting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di
rumah dengan berbagai responden, dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber
datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sekunder.
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data pada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat
dokumen. Selanjutnya kalau dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data,
maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview, kuesioner
(angket), observasi (Sugiyono, 2006: 137)
1.
Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/ kecil.
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu
dipegang oleh peneliti dalam menggunakan teknik interview dan juga kuesioner
adalah sebagai berikut:
- Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri
- Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya
- Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si peneliti.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun
tidak terstruktur, dan dapat dilakukan dengan tatap muka maupun lewat telepon.
a.
Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan
sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah
mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu
dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian
berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun sudah
disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan
yang sama, dan pengumpul data mencatatnya.
Dalam melakukan wawancara, selain
harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data
juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan
material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara berjalan lancar. Adapun
contoh wawancara terstruktur tentang tanggapan masyarakat terhadap pelayanan
pemerintah:
1)
Bagaiamanakah tanggapan Bapak/Ibuk terhadap pelayanan pendidikan di kabupaten
ini?
a) Sangat bagus
b) Bagus
c) Tidak bagus
d) Sangat tidak bagus
2) Bagaiamanakah tanggapan Bapak/Ibuk terhadap pelayanan
bidang kesehatan di kabupaten ini?
a) Sangat bagus
b) Bagus
c) Tidak bagus
d) Sangat tidak bagus
b. Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang
digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Adapun contohnya adalah sebagai berikut: “Bagaimanakah pendapat Bapak/Ibuk
terhadap kebijakan pemerintah tentang impor gula saat ini?dan bagaimana
dampaknya terhadap pedagang dan petani”.
Wawancara tidak terstruktur sering digunakan dalam
penelitian pendahuluan malahan untuk penelitian yang lebih mendalam tentang
responden. Pada penelitian pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan informasi
awal tentang berbagai isu atau permasalahan yang ada pada objek, sehingga
peneliti dapat menentukan secara pasti permasalahan atau variabel apa yang
harus diteliti.
Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui
secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak
mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden. Berdasarkan analisis terhadap
setiap jawaban dari responden tersebut, maka peneliti dapat mengajukan berbagai
pertanyaan berikutnya yang lebih terarah pada satu tujuan.
Dalam melakukan wawancara maka pewawancara harus
memperhatikan tentang situasi dan kondisi sehingga dapat memilih waktu yang
tepat kapan dan dimana harus melakukan wawancara.
2.
Kuesioner
Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu pasti variabel yang akan
diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden(Iskandar, 2008: 77).
Uma sekaran (1992) dalam Sugiyono mengungkapkan beberapa
prinsip penulisan angket yaitu sebagai berikut:
Prinsip penulisan angket:
1) Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah
isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk
pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus
ada skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang
diteliti.
2) Bahasa yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam
penulisan angket harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden.
3) Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket
dapat berupa terbuka atau tertutup, (dalam wawancara bisa terstruktur dan tidak
terstruktur), dan bentuknya dapat menggunakan kalimat positif dan
negatif.
4) Pertanyaan tidak mendua
5) Tidak menanyakan yang sudah lupa
6) Pertanyaan tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan
tidak menggiring pada jawaban yang baik saja atau yang jelek saja.
7) Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya
tidak terlalu panjang, sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi.
8) Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket,
dimulai dari yang umum menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju
hal yang sulit:
- Prinsip pengukuran, angket yang diberikan kepada responden adalah merupakan instrumen penelitian, yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan di teliti. Oleh karena itu instrumen angket tersebut harus daapat digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel variabel yang diukur.
- Penampilan fisik angket, penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi respon atau keseriusan responden dalam mengisi angket.
3.
Observasi
Dalam menggunakan observasi cara yang paling efektif adalah
melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen
pertimbangan kemudian format yang disusun berisi item-item tentang kejadian
atau tingkah laku yang digambarkan. Dari peneliti berpengalaman diperoleh suatu
petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga
mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian kepada skala bertingkat.
Misalanya memperhatikan reaksi penonton televisi, bukan hanya mencatat rekasi
tersebut, tetapi juga menilai reaksi tersebut apakah sangat kurang, atau tidak
sesuai dengan apa yang dikehendaki (Arikunto, 2006: 229).
C. ETIKA DALAM PENGUMPULAN DATA
Beberapa isu
etis yang harus diperhatikan ketika mengumpulkan data antara lain :
- Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan memegang prinsip kerahasiaan dan menjaga pribadi responden merupakan salah satu tanggung jawab peneliti.
- Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat penelitian kepada subjek. Dengan demikian, peneliti harus menyampaikan tujuan dari penelitian kepada subjek dengan jelas.
- Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak ditanyakan, dan jika hal tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian, maka penyampaiannya harus diungkapkan dengan kepekaan yang tinggi kepada responden, dan memberikan alasan spesifik mengapa informasi tersebut dibutuhkan untuk kepentingan penelitian.
- Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan subjek tidak boleh dilanggar
- Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan responden yang tidak mau berpartisipasi tetap harus dihormati.
- Dalam study lab, subjek harus diberitahukan sepenuhnya mengenai alasan eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam studi.
- Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam mereka, baik secara fisik maupun mental.
- Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam melaporkan data yang dikumpulkan selama study.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Teknik
pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan
data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling
tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliable.
Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan
penggunaan metode dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan
reliabilitasnya. Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses
atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai
fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup
penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui
pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dengan kondisi tersebut,
pengertian pengumpulan data diartikan juga sebagai proses yang menggambarkan
proses pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif dan
penelitian kualitatif.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting dan
berbagai sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya data
dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural seting), pada
laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, dan
lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat
menggunakan sumber primer dan sekunder. Sumber primer
adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan
sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data pada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya kalau
dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan
data dapat dilakukan dengan interview, kuesioner (angket), observasi.
Dalam metode penelitian kualitatif, lazimnya data dikumpulkan dengan
beberapa teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu; 1). wawancara, 2).
observasi, 3). dokumentasi, dan 4). diskusi terfokus (Focus Group Discussion).
Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti
kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada
situasi yang alami. Sebelum masing-masing teknik tersebut diuraikan secara
rinci, perlu ditegaskan di sini bahwa hal sangat penting yang harus
dipahami oleh setiap peneliti adalah alasan mengapa masing-masing teknik
tersebut dipakai, untuk memperoleh informasi apa, dan pada bagian fokus masalah
mana yang memerlukan teknik wawancara, mana yang memerlukan teknik observasi,
mana yang harus kedua-duanya dilakukan. Pilihan teknik sangat tergantung pada
jenis informasi yang diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA
Bungin,
M. Burhan, 2008. Penelitian kualitatif;
Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta:
Kencana
Creswell,
John W 2002. Research Design:
Qualitative and Quantitative Approaches. London: Sage Publications.
Gottschalk,
Louis. 1986. Understanding History; A
Primer of Historical Method (terjemahan Nugroho Notosusanto). Jakarta: UI
Press.
Moleong,
Lexy J.2007. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sugiyono,
2008. Metode Penelitian kuantitatife, Kualitatife, dan R & D. Bandung:
ALFABETA.
Sutopo,
HB. 2006, Metode Penelitian Kualitatif,
Surakarta: UNS Press.
Sugiyono. 2012.
Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: ALFABETA. 2012 (cet. 15)
Iskandar. 2008.
Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitaif dan Kualitatif).
Jakarta: Gaung Persada Group
Suharsimi
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT Rineka Cipta
TUGAS MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN
TENTANG PENGUMPULAN DATA

KELAS II
B
KEBIDANAN
NAMA KELOMPOK XI :
YESI ANGRAINI (13211449)
YOLANDA SANDOVA (13211450)
YULIANTI PUTRI PERDANA
(13211451)
ZELLA ENGELYA OTIVA
(13211452)
PRODI D-III KEBIDANAN
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2014/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar